Proses pembukaan kembali perlintasan antara Suriah dan Dataran Tinggi Golan, 15 Oktober 2018. (Foto: AFP/LOUAI BESHARA)
Quneitra: Satu-satunya titik perlintasan antara Suriah dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel telah kembali dibuka. Sejak empat tahun terakhir, perlintasan itu ditutup akibat terjadinya perang sipil di Suriah.
Dua mobil Perserikatan Bangsa-Bangsa menyeberang menuju Dataran Tinggi Golan pada Senin 15 Oktober 2018 melalui perlintasan yang sudah dibuka kembali dekat kota Quneitra di Suriah. Perlintasan dibuka sebagai bagian dari perjanjian antara Israel, Suriah dan PBB.
Saat dibuka kembali, tim pengawas asal PBB dan komunitas Druze yang merupakan mayoritas dekat Golan dan Quneitra berkumpul di sekitar perlintasan. Terakhir kalinya tim pengawas PBB berada di perlintasan Quneitra adalah pada 2014.
Tim PBB awalny dikerahkan ke wilayah tersebut pada 1974 untuk mengawasi jalannya gencatan senjata dan zona demiliterisasi. Israel kemudian menguasai Dataran Tinggi Golan pada 1967. Sementara pasukan Suriah merebut kembali Quneitra pada Juli lalu.
Polisi militer Rusia dikerahkan ke area sekitar perlintasan, termasuk di ujung Dataran Tinggi Golan. Mereka mendirikan sejumlah pos pemeriksaan di area tersebut. Moskow mengaku akan bekerja sama dengan pasukan PBB.
“Ini merupakan hari kemenangan,” ujar Youssef Jarbou, seorang tokoh Druze, kepada saluran televisi Al-Ikhbariya dari Quneitra, seperti dinukil dari Al Jazeera.
Sementara itu, perlintasan lainnya antara Suriah dan Yordania sudah dibuka kembali di hari yang sama untuk kali pertama dalam tiga tahun terakhir. Pembukaan perlintasan ini diharapkan dapat memulihkan aktivitas perdagangan antar kedua negara yang terhenti akibat perang.
(WIL)